IR. BAMBANG SUTRISNO
Apakah ada keluarga Anda yang sering mengalami 5L (letih, lesu, lemah, lelah dan lunglai)?
Atau sering pusing, telinga mendenging, penglihatan berkunang-kunang, cepat letih, sempoyongan, mudah tersinggung, berhenti menstruasi, libido berkurang, gangguan saluran pencernaan, organ limpa membesar, scleraikterik, nadi lemah tapi cepat atau hipotensi ortostatik? Itu semua adalah gejala gejala 5L yang jika tidak diatasi dapat menyebabkan anemia, Apa itu anemia?
Anemia adalah keadaan kadar hemoglobin yang berada dibawah normal sesuai umur dan jenis kelamin. Pada anak dan ibu hamil, penyebab terbesarnya adalah kekurangan zat besi. Zat besi merupakan bagian dari molekul pembentuk hemoglobin.
Anemia karena zat besi, mempunyai gejala tersendiri:
1. Pika, suatu keinginan memakan zat yang bukan makanan. Seperti: es batu, kotoran atau kanji.
2. Keilosis, bibir pecah-pecah.
3. Glositis, Iritasi lidah.
4. Keilonikia, kuku jari tangan pecah-pecah dan bentuknya seperti sendok.
Menurut Dr. Soedjatmiko, Sp.A.(K),M.Si, anemia dapat menimbulkan banyak efek, diantaranya:
1. Mengganggu fungsi kognitif maupun perkembangan psikomotor.
2. Menurunkan potensi pertumbuhan.
3. Menurunkan daya tahan tubuh terhadap infeksi.
4. 5L (letih, lesu, lemah, lelah dan lunglai).
5. Memperlambat pertumbuhan cabang sel otak (dendrit), sehingga hubungan antara sel otak menjadi kurang kompleks dan pemrosesan informasi di otak menjadi lambat.
6.Terganggunya proses mielinisasi, padahal proses ini sangat penting untuk kecepatan hantaran dan pemrosesan informasi di otak.
7. Gangguan metabolisme di hipokampus (pusat kendali emosi).
8. Rawan terhadap serangan infeksi.
9. Pada ibu hamil, dapat menyebabkan:
- Rendahnya kemampuan jasmani karena sel-sel tubuh tidak cukup mendapat pasokan oxygen.
- Meningkatkan frekuensi komplikasi saat hamil dan melahirkan.
- Pendarahan antepartum (pendarahan pada kehamilan diatas usia 20 minggu).
- Pendarahan postpartum (pendarahan melebihi 500 ml yang terjadi setelah melahirkan)
- Produksi ASI rendah.
Singkatnya, kekurangan zat besi pada anak bisa mengakibatkan berbagai gangguan, mulai pendengaran, penglihatan, sulit konsentrasi, hiperaktif (sulit mengendalikan diri dan interaksi), gangguan emosi, gangguan memori dan rendahnya kecerdasan.
Bagaimanakah cara mencegah Anemia?
Untuk mencegah anemia pada bayi, Anda cukup memberikan ASI eksklusif (menyusui hingga bayi berusia 6 bulan, atau dilanjutkan sekurang- kurangnya hingga 2 tahun.
Jika pada orang dewasa, Cukupi kebutuhan Zat besi dan gizinya. Zat besi banyak terkandung dalam:
1. Kelompok lauk-pauk (daging sapi, telur dll.).
2. Kelompok Zat tepung (gandum, jagung, kentang, ubi jalar, talas, beras merah/ putih dan ketan hitam).
3. Kelompok sayuran (kacang-kacangan, jambu mete muda, daun kecipir dll.)
4. Kelompok Buah (kurma, apel, jambu, pepaya, belimbing, alpukat, nangka, salak dan srikaya.
5. Makanan berserat lainnya.
Jangan berlebihan mengonsumsi teh, karena zat tanin yang terkandung dalam teh terbukti dapat menghambat penyerapan zat besi dalam usus. Pemberian suplemetasi zat besi dapat diberikan sejak dini, mulai dari anak berusia 6 bulan – 3 tahun. Atau lebih baik lagi, bila ibu hamil mengonsumsi zat besi untuk perkembangan otak janin & darahnya.
Sekian tips dari kami.
Semuanya dapat dimulai dari pola hidup sehat dan bersih.
Selamat mencoba dan terima kasih.
Apakah ada keluarga Anda yang sering mengalami 5L (letih, lesu, lemah, lelah dan lunglai)?
Atau sering pusing, telinga mendenging, penglihatan berkunang-kunang, cepat letih, sempoyongan, mudah tersinggung, berhenti menstruasi, libido berkurang, gangguan saluran pencernaan, organ limpa membesar, scleraikterik, nadi lemah tapi cepat atau hipotensi ortostatik? Itu semua adalah gejala gejala 5L yang jika tidak diatasi dapat menyebabkan anemia, Apa itu anemia?
Anemia adalah keadaan kadar hemoglobin yang berada dibawah normal sesuai umur dan jenis kelamin. Pada anak dan ibu hamil, penyebab terbesarnya adalah kekurangan zat besi. Zat besi merupakan bagian dari molekul pembentuk hemoglobin.
Anemia karena zat besi, mempunyai gejala tersendiri:
1. Pika, suatu keinginan memakan zat yang bukan makanan. Seperti: es batu, kotoran atau kanji.
2. Keilosis, bibir pecah-pecah.
3. Glositis, Iritasi lidah.
4. Keilonikia, kuku jari tangan pecah-pecah dan bentuknya seperti sendok.
Menurut Dr. Soedjatmiko, Sp.A.(K),M.Si, anemia dapat menimbulkan banyak efek, diantaranya:
1. Mengganggu fungsi kognitif maupun perkembangan psikomotor.
2. Menurunkan potensi pertumbuhan.
3. Menurunkan daya tahan tubuh terhadap infeksi.
4. 5L (letih, lesu, lemah, lelah dan lunglai).
5. Memperlambat pertumbuhan cabang sel otak (dendrit), sehingga hubungan antara sel otak menjadi kurang kompleks dan pemrosesan informasi di otak menjadi lambat.
6.Terganggunya proses mielinisasi, padahal proses ini sangat penting untuk kecepatan hantaran dan pemrosesan informasi di otak.
7. Gangguan metabolisme di hipokampus (pusat kendali emosi).
8. Rawan terhadap serangan infeksi.
9. Pada ibu hamil, dapat menyebabkan:
- Rendahnya kemampuan jasmani karena sel-sel tubuh tidak cukup mendapat pasokan oxygen.
- Meningkatkan frekuensi komplikasi saat hamil dan melahirkan.
- Pendarahan antepartum (pendarahan pada kehamilan diatas usia 20 minggu).
- Pendarahan postpartum (pendarahan melebihi 500 ml yang terjadi setelah melahirkan)
- Produksi ASI rendah.
Singkatnya, kekurangan zat besi pada anak bisa mengakibatkan berbagai gangguan, mulai pendengaran, penglihatan, sulit konsentrasi, hiperaktif (sulit mengendalikan diri dan interaksi), gangguan emosi, gangguan memori dan rendahnya kecerdasan.
Bagaimanakah cara mencegah Anemia?
Untuk mencegah anemia pada bayi, Anda cukup memberikan ASI eksklusif (menyusui hingga bayi berusia 6 bulan, atau dilanjutkan sekurang- kurangnya hingga 2 tahun.
Jika pada orang dewasa, Cukupi kebutuhan Zat besi dan gizinya. Zat besi banyak terkandung dalam:
1. Kelompok lauk-pauk (daging sapi, telur dll.).
2. Kelompok Zat tepung (gandum, jagung, kentang, ubi jalar, talas, beras merah/ putih dan ketan hitam).
3. Kelompok sayuran (kacang-kacangan, jambu mete muda, daun kecipir dll.)
4. Kelompok Buah (kurma, apel, jambu, pepaya, belimbing, alpukat, nangka, salak dan srikaya.
5. Makanan berserat lainnya.
Jangan berlebihan mengonsumsi teh, karena zat tanin yang terkandung dalam teh terbukti dapat menghambat penyerapan zat besi dalam usus. Pemberian suplemetasi zat besi dapat diberikan sejak dini, mulai dari anak berusia 6 bulan – 3 tahun. Atau lebih baik lagi, bila ibu hamil mengonsumsi zat besi untuk perkembangan otak janin & darahnya.
Sekian tips dari kami.
Semuanya dapat dimulai dari pola hidup sehat dan bersih.
Selamat mencoba dan terima kasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar